Kamis, 19 April 2012

ArtikelKu : MEMAHAMI DIRI, LINGKUNGAN DAN DUNIA REMAJA

Pernahkah anda mengerti dan memahami sebuah fantasi di kalangan remaja ketika mereka berbuat sesuatu yang dirasakan mereka tak pernah bahkan tak terlintas sedikitpun dibenak mereka ingin melakukannya ataupun mengalaminya di tengah gejolak atau krisis kepribadian mereka?
Psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari sifat-sifat kejiwaan manusia dengan cara mengkaji sisi perilaku dan kepribadiannya, dengan pandangan bahwa perilaku manusia berkaitan dengan latar belakang kejiwaannya.
Manusia terdiri atas jasmani dan rohani. Jasmani sama dengan badan dan anggota tubuh, sedangkan rohani merupakan jiwa. Fungsi badan tersebut bergantung pada jiwa itu sendiri, jika seseorang kehilangan jiwa dapat diartikan orang tersebut sudah mati tetapi yang mati bukanlah jiwanya melainkan tubuhnya karena itu, jiwa berbeda dengan jasmani, jiwa bukanlah sesuatu yang mudah untuk dipelajari secara langsung, melainkan malalui tubuh.Segala sesuatu yang diperlihatkan oleh tubuh melalui perilaku tertentu dipelajari sebagai bagian dari gambaran jiwa.
Karena itu sering kali kita sebagai makhluk hidup sulit untuk menempatkan diri dikala harus bergaul, berinteraksi dengan sesama manusia ataupun dengan makhluk hidup lainya,sedangkan perlunya mempelajari psikologi adalah agar kita mengetahui di mana letak sebuah permasalahan yang terjadi pada seseorang dengan lingkungan sekitarnya, bahkan dengan dirinya sendiri.
Psikologi juga akan banyak mengajari kita semua tentang keadaan kejiwaan seseorang yang mungkin sering kita artikan sebagai sesuatu yang abstrak , tetapi energinya dapat kita rasakan dan berdampak pada kehidupan kita, baik dari psikis manusia yang normal, tentang emosi, ingatan, fantasi, belajar, dan berpikir.
Remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Penentuan batas umur masa remaja di Indonesia terdapat beberapa kesulitan , yang disebabkan sulitnya menentukan umur permulaan dewasa atau permulaan masa dewasa. Selanjutnya pembahasan akan ditunjukkan pada  seluruh proses perkembangan fisik dan psikis dalam masa remaja dengan batas umur 12-22 tahun.
Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Masa remaja mengikuti perkembangan, pertumbuhan dan permasalahan yang jelas berbeda dengan masa sebelumnya maupun sesudahnya. Pada masa ini perubahan-perubahan yang sangat khas dan tiba-tiba, yang seringkali menyebabkan orang lain bahkan remaja itu sendiri mengalami kesulitan untuk mengartikan perubahan itu. Jika keadaan yang terjadi pada masa transisi ini tidak disikapi dengan hati-hati dan bijaksana bukan tidak mungkin akan menyebabkan munculnya produk remaja bermasalah.
Perkembangan Fisik
Pada masa remaja terjadi perubahan-perubahan sebagai akibat telah terjadinya proses kematangan biologis. Setiap remaja selalu mengalami perubahan-perubahan fisik seperti penambahan tinggi badan, berat badan, dan yang lebih penting lagi adalah terjadinya perkembangan seksualitas primer dan tanda-tanda seksualitas sekunder.
1. Seksualitas Primer adalah mulai berfungsinya hormon seks pria (Testosteron) , wanita (Estrogen) yang ditandai dengan terjadinya Wet Dream (Mimpi Basah) pada pria dan Menarche (Menstruasi) pada wanita.
2. Seksualitas Sekunder adalah tanda sifat kelaki-lakian dan kewanitaan yang nampak dari luar, seperti : timbulnya bulu-bulu halus di tempat-tempat tertentu, berkembangnya fisik yang mengarah pada pembentukan identitas pria atau wanita, munculnya jakun hingga berubahanya suara menjadi besar.
mulainya pertumbuhan biasanya tidak banyak berbeda akan tetapi kecepatan pertumbuhan sangat berbeda sesuai dengan perbedaan individual masing-masing.
Perkembangan Psikis
Perkembangan fisik remaja yang dirasakannya “mencekam” membawa dampak pada perkembangan psikisnya, yang dalam hal ini adalah perkembangan emosi remaja. Kondisi emosi ini dapat bersifat negatif maupun positif.
1.      Perkembangan emosi yang bersifat negatif :
a.       Mudah tersinggung (Moody).
b.      Mudah emosional
c.       Mudah terbawa kondisi emosi yang ada di sekitarnya
d.      Benci terhadap orang yang dianggapnya sebagai penghambat atau menghalangi keinginannya.
e.       Ingin berbeda dengan orang lain, artinya berbeda dengan anak-anak dan orang dewasa pada umumnya.
f.       Mudah kecewa dan menganggap apapun yang dilakukannya akan salah di mata orang lain.
2.      Perkembangan emosi yang bersifat positif :
a. Mudah percaya dengan orang yang menaruh perhatian kepada mereka.
b. Teguh dengan janji yang kuat.
c. Kesetiakawanannya yang kuat.
d. Pemikiran lugu tanpa tendensi.
e. Semangat yang cukup tinggi.
f. Perasaan yang mudah gembira dengan pujian.
Tidak hanya masalah perubahan fisik saja yang membuat mereka bingung , masalah kepribadian merekapun, seringkali membuat mereka merasa kehilangan arah dan tujuan yang mengantarkan mereka kepada sosok yang dirasa mampu untuk menjawab semua pertanyaan mereka tersebut, maka larilah mereka kepada teman, ataupun sahabat yang mereka anggap dapat menyimpan seluruh cerita yang dimilikinya, lantas mengapa remaja jarang sekali yang dengan senang hati mencurahkan isi hati mereka kepada kedua orang tua mereka yang
jelas-jelas ada selama 24 jam bersama mereka, disamping mereka?
Hal yang wajar jika remaja mulai lebih senang menghabiskan waktu dengan teman sebaya dan sahabatnya dari pada dengan anggota keluarganya.Wajar juga jika remaja tertarik dengan lawan jenis dan ingin melakukan kegiatan bersama ‘teman khususnya’.
Pada umumnya remaja mulai dapat merasakan adanya perbedaan dalam bergaul dengan siapa yang ia sebut ‘teman atau teman biasa’, siapa yang ia sebut ‘sahabat’, dan dia yang selalu membuat deg-degan atau ‘pacar’.
            Dalam bergaul, remaja cenderung mencari orang-orang yang mereka anggap sesuai dengan kriteria mereka,  contohnya saja :
a.       Enak dalam berkata-kata, tidak judes, tidak suka menyakiti hati ataupun menyepelekan ucapan orang lain.
b.      Dapat diajak ngobrol, diskusi, bercanda, bahkan berdebat (sharing).
c.       Bisa dipercya, tidak suka mengumbar cerita pribadi kesemua orang (trustworthy).
d.      Dapat memberikan perasaan nyaman bila hati sedang gundah, sedih (compasiorate).
e.       Bisa bersikap sebagai tempat untuk bergantung mana kala sedang membutuhkan bantuan dan dukungan (supportive).
d. Peduli pada kebahagian kita dan akibat dari tindakan kita.dan tahu dengan pasti kapan harus mendukung serta memberi semangat, kapan mengkritik, serta jujur akan pandangan, sikap dan keinginanya (caring and understanding)
Fenomena Masalah Di Dunia Remaja
       Banyak remaja yang menjawab bahwa mereka sulit untuk berteman dengan orang tua mereka sendiri ketika mereka ditanya sesulit manakah berteman dengan orang tua dan teman. Hal ini sering dijumpai pada remaja yang notabene adalah remaja yang berasal dari keluarga tidak utuh ,baik secara kerukunan (perceraian), maupun dari kurangnya kasih sayang orang tua. Sehingga wajar jika remaja yang baru akan menjangkau masa dewasa ini semakin tidak mengerti bagaimana memecahkan masalah yang melibatkan diri mereka.
      Remaja sangat membutuhkan bantuan orang tua, dan orang lain untuk dapat menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada diri mereka. Sering kita jumpai seorang remaja bahkan sekelompok remaja yang melampiaskan kekesalannya dan rasa ingin hunya, kepada hal-hal negatif  seperti misalnya :
1.      Sering keluar atau meninggalkan pelajaran yang sedang berlangsung, entah ke tempat sepi ataupun ke kantin sekolah.
2.      Merokok, Miras, Narkoba bahkan ketindakan kriminal seperti tawuran antar pelajar.
3.      Memperoleh kepuasan dalam menonton video, majalah porno
4.      Berkata tidak jujur, tidak sopan kepada guru maupun teman dan orang tua
5.      Membolos sekolah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Remaja tersebut
Perilaku negatif remaja dapat pula disebabkan era Globalisasi yang masuk atau diterima begitu saja, tanpa adanya filter atau penyaring dalam selektif arus globalisasi seperti media cetak, maupun media elektronik (internet)  tersebut di kalangan remaja pada umumnya, ditambah dengan kurang pedulinya pemerintah dalam membatasi pengaruh-pengaruh negatif. Hal ini berbeda dengan 10-20 tahun yang lalu di mana para remaja atau masyarakat awam tidak mudah mendapatkan informasi-informasi yang menjurus pada hal-hal negatif. Dahulu buku stensil (buku berisikan tulisan porno) dan gambar-gambar  porno susah diperoleh, karena disembunyikan di sela-sela koran para penjual, namun sekarang dengan terang-terangan dijajakan majalah-majalah,  yang memuat artikel berisi sama dengan buku stensil  bahkan gambar-gambar tersebut muncul di internet pada website yang mengatasnamakan dunia pendidikan di sekolah permasalahan ini  masih dapat dikendalikan oleh para guru maupun seorang pembimbing konseling, atau peraturan yang berlaku di sekolah berikut sanksinya, akan tetapi lain hal jika remaja tersebut sama sekali telah lepas dari pengawasan orang tua dan sekolah.
            Tidak hanya pengaruh dari media cetak maupun media elektronik, pengaruh dari konflik internal atau krisis kepercayaan diri yang tinggi juga dapat menjadikan remaja melakukan penyimpangan-penyimpangan tersebut di atas . Krisis kepercayaan diri di kalangan remaja membawa mereka kepada ketidakpuasan, ketidakpercayaan diri yang berkepanjangan yang dapat menyebabkan mereka minder dan seolah-olah dunia menjadi sempit sehingga akibatnya banyak remaja menjadi stress dan depresi. Hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, contohnya saja pada remaja yang telah menentukan jurusan dalam sekolahnya ia merasa bingung apakah ia mampu di jurusan tersebut atau malah dia akan menjadi bahan tertawaan teman sebayanya.
Kemudian pengaruh lingkungan sebagai daya tarik atau daya dorong munculnya perilaku yang menuntut remaja tersebut untuk dapat segera beradaptasi,  bersosialisasi, dan berinteraksi. lingkungan masyarakat seringkali meletakkan standar dan harapan yang kurang realistik terhadap seorang anak ataupun individu khususnya remaja. Sikap suka membanding-bandingkan , mempergunjingkan kelemahan remaja, bahkan menjatuhkan harga diri remaja dapat memperburuk kondisi psikologi mereka. Contoh riil yang pernah terjadi di tanah air adalah, kasus  ketika seorang anak bunuh diri hanya gara-gara tidak masuk ke jurusan IPA walaupun sudah bersekolah di sekolah yang elit sekalipun, karena kedua orang tua dan lingkunganya sangat mengharapkan dia untuk dapat menjadi dokter.
Situasi ini pada akhirnya mendorong anak tersebut pada krisis kepribadian dimana anak atau remaja tersebut tidak mampu menerima kenyataan dirinya, adapun contoh riil yang ada di sekitar kita yang tidak kita sadari, yaitu kecemburuan sosial antar jurusan di mana seorang siswa IPA dia merasa iri karena anak sosial mendapat lebih  banyak waktu untuk bermain, ketika di sisi lain rasa iri juga dirasakan oleh mereka yang ada di jurusan sosial tersebut mana kala mereka merasa hanya IPA lah yang diunggulkan. Dengan kata lain krisis kepercayaan diri sendiri timbul dan semakin berkepanjangan.
Banyak remaja menganggap mereka sudah cukup untuk tidak harus belajar lebih keras lagi, karena berbagai alasan seperti malas, tidak yakin usahanya akan berhasil, tidak ada yang mendukung, pada halnya remaja merupakan generasi penerus bangsa sebagai kader pemuda Negara dan Bangsa yang dibutuhkan kemampuannya, sikap yang masih muda,tegas, dan dirasa mampu menghadapi tekanan-tekanan era dewasa ini.
Sehingga tak dapat dipungkiri bahwa remaja tersebut lantas menyalurkan rasa ketidakpuasan  mereka melalui hal-hal yang mereka anggap tempat pelampiasan yang terbaik,ini berakibat buruk pada psikis remaja itu sendiri,memang dunia remaja penuh dengan suka cita yang dapat orang rasakan, dimana banyak fantasi-fantasi yang membuat remaja terbuai sampai kehilangan tanggung jawabnya sebagai insan yang seharusnya berbakti kepada diri dan lingkungannya.
Lain halnya dengan remaja yang memiliki kepribadian sehat, berasal dari keluarga yang utuh, bahagia, dan demokratis, karena remaja ini cenderung mampu menilai diri secara realistik,menorah prestasi, menerima tanggung jawab, dan dapat mengontrol emosi untuk berorientasi pada tujuan hidupnya di tengah-tengah lingkungan masyarakat.
Memahami diri dan lingkungan sangat penting apa lagi dapat memahami lebih banyak tentang dunia remaja yang perlu banyak bantuan dari berbagai pihak, guru ketika di sekolah, pembimbing konseling, sahabat yang tidak selalu membenarkan apa yang dikatakan sahabat lainya tetapi mengoreksi apa yang salah dan membantunya, karena apa? Karena remaja belum cukup tahu siapa yang akan di jadikan panutanya dimasa transisi tersebut, remaja yang selalu melakukan berbagai penyimpangan norma-norma dimasyarakat tidaklah selalu salah, mereka hanyalah ingin mengetahui, mencoba- coba, di tengah gejolak yang melanda mereka.
Oleh karena itu,kita dapat melihat bahwa seseorang memiliki kepribadian yang berbeda dengan individu lain dan menjadi sesosok manusia yang unik dengan kepribadiannya tersebut, dengan susunan kepribadian yang kita tahu susunan kepribadian tersebut sangatlah melekat pada diri kita masing-masing :
1.      Pengetahuan , yang dapat memperoleh sebuah fantasi, pemahaman.
2.      Perasaan, kondisi dalam kesadaran diri yang menghasilkan penilaian positif atau negatif terhadap suatu hal.
3.      Dorongan Naluri, kemampuan naluri yang terletak pada setiap diri individu agar dapat berinteraksi, bersosialisasi.
Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian
a.       Faktor Biologis
Tidak semua karakter fisik menggambarkan kepribadian seseorang,karena hal ini hanya asumsi atau pandangan masyarakat mengenai karakteristik fisik tersebut contohnya seseorang yang memiliki tahi lalat yang berada di dekat bibir dapat disimpulkan orang tersebut cerewet,dan sebagainya, sebenarnya karakteristik fisik tersebut tidak menjamin sebagai faktor pembentuk kepribadian tersebut, melainkan karakter kamatangan biologis juga dapat mempengaruhi kepribadian remaja itu sendiri.

b.      Faktor Geografis (Lingkungan Fisik)
Setiap daerah mempunyai kekayaan alam yang berbeda,hal ini juga dapat berpengaruh pada kepribadian seseorang tersebut, misalnya seseorang yang tinggal di daerah yang kaya akan hasil bumi dan berkecukupan maka orang tersebut cenderung untuk bermalas-malasan karena merasa kebutuhan hidupnya terpenuhi,sedangkan seseorang tinggal di daerah yang tidak bersahabat maka akan memaksa mereka untuk lebih keras bekerja karena itu merupakan bentuk tuntutan kehidupan.
c.       Faktor Kebudayaan
Perbedaan kebudayaan dimasing-masing daerah, akan mempengaruhi kepribadian masing-masing orang contohnya seseorang yang berkebudayaan batak cenderung tegas, keras, sedangkan seseorang yang berkebudayaan jawa cenderung lemah lembut.
d.      Faktor Pengalaman
Remaja yang percaya dan meyakini bahwa penglaman adalah guru yang sebenarnya,akan menghargai pengalaman tersebut untuk dijadikan tolak ukur cara berpikir dan bertindak untuk membentuk suatu kepribadiannya.
e.       Faktor Pengalaman Unik
Faktor ini cukup berpengaruh terhadap kepribadian remaja, karena remaja yang memiliki pengalaman unik akan merasa bahwa fantasi tersendiri dari pengalaman yang tidak dapat dilupakan tersebut bisa dianggap sebagai suatu pundi-pundi warna kepribadian yang menarik.
            Dunia remaja identik dengan sesuatu yang serba menantang, bebas namun perlu adanya  kosekuensi, disaat masa remaja, remaja diharuskan untuk membuka diri,terhadap apapun yang ada dihadapanya tetapi dengan pengawasan serta nasehat dari orang-orang sekitar, atau dengan kata lain pembendung gejolak yang sedang melanda remaja itu sendiri, karena ketika seorang remaja menutup rapat-rapat terhadap hal-hal baru yang ada disekitarnya maka remaja tersebut akan menutup pula kemungkinan yang dapat membantunya dikemudian hari.
Memahami remaja tidaklah sulit, tinggal bagaimana cara kita sebagai manusia yang memiliki rasa, fikiran,perasaan, mampu mengolah insting hati nurani kita dengan melalui pendekatan yang halus, perasa, dan peka terhadap mereka , bukan dengan kekerasan melainkan dengan sebuah ketegasan dengan sebuah penjelasan dari dampak perilaku-perilaku yang mereka lakukan. Setiap masa, mempunyai tantangannya sendiri-sendiri,dan jumlahnya tidaklah sedikit. Banyak  remaja putus sekolah tanpa masa depan. Di antara mereka ada orang tua yang tidak mampu untuk membiayai pendidikannya sampai anak-anaknya harus menggantungkan dirinya karena malu, namun ada pula yang orang tuanya kaya raya namun anaknya malas-malasan dalam belajar.
Adapun remaja yang memiliki potensi dalam dirinya, memiliki bakat dalam dirinya namun tidak banyak orang yang mengetahui, sedangkan kesempatan – kesempatan yang ada tersebut dapat menjadi batu loncatan bagi remaja tersebut untuk mewujudkan cita-citanya, remaja yang baik akan membuat banyak target dalam hidupnya dan dengan tekun mewujudkan target dan mimpi tersebut satu per satu, dan ketika salah satu mimpinya tidak terwujud, remaja tersebut dengan gigih dan tanpa putus asa mengulang kembali dengan cara memperbaiki kesalahan yang menjadikan mimpinya belum terwujud.
Ada pula remaja di masa ini yang rela untuk menghalalkan segala cara hanya untuk dapat diterima di sebuah komunitas, ataupun kelompok sepermainan ‘Genk’ , hal ini tidak dibenarkan karena ,remaja yang yang menghalalkan segala cara untuk dapat diterima dikomunitas tersebut akan lebih banyak melakukan penyimpangan-penyimpangan, seperti berbohong kepada teman , mencuri bahkan melakukan apa yang dianggapnya mampu untuk menggugah perasaan teman agar dapat menerimanya di kelompok tersebut.
Hasil survey di kalangan remaja tentang fenomena ini sangat banyak, remaja mangaku bahwa apa yang dilakukan mereka akan berdampak positif pada mereka, mereka menganggap jika semakin mereka di terima di kelompok tersebut, semakin terkenal dan populerlah mereka, tidak jarang ada remaja yang hanya mengikuti ekstrakurikuler tertentu yang memang dianggap ekstra yang paling eksis dan dapat mendongkrak kepopularitasan remaja itu sendiri, sedangkan pada halnya itu merupakan perilaku yang jelas mencerminkan ketidakpuasan diri sendiri.
Begitulah fenomena remaja yang sesungguhnya, dimana terdapat banyak perbedaan,pro maupun kontra, faktor-faktor penyebab mereka para remaja melakukan tindakan atau perilaku demikian, faktor- faktor kepribadian remaja pada umumnya, perasaan dan ilustrasi yang memang rill dan dapat kita rasakan di kehidupan kita khususnya di kehidupan mereka sebagai remaja, yang masih dalam masa peralihan yang cukup rumit, dibilang sudah dewasa tetapi terbentur usia yang belum bisa dikatakan dewasa, atau dikatakan anak kecil tetapi pada kenyataan fisik dan pola pikir bukan merupakan anak-anak lagi.

 Pemahaman Diri , Lingkungan , dan Dunia Remaja mengantarkan kita tentang sebuah pelaksanan sosialisasi psikologi di ruang lingkup remaja itu sendiri ,memang sangat membingungkan tetapi akan terasa indah jika kita sebagai insan yang sedang berada di masa remaja, atupun yang kini telah dewasa namun pernah pula merasakan masa remaja, ikut serta dalam mendampingi baik dengan masukan, dan nasihat.
Semoga artikel ini dapat memberi gambaran kepada anda para pembaca, bapak, ibu guru, saudara sekalian, dalam mengenal lebih jauh tentang remaja serta dunia remaja tersebut, dengan harapan , pembaca artikel ini tahu akan pentingnya pendekatan sikologi terhadap remaja di era dewasa ini, atas perhatiannya di ucapkan terima kasih.